Banjarbaru, 13 Agustus 2025 – Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) menggelar Rembuk Stunting Kota Banjarbaru Tahun 2025 di Aula Gawi Sabarataan, Rabu (13/8). Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WITA ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai unsur, mulai SKPD, camat, lurah, kepala puskesmas, forum RT/RW, hingga TP PKK dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan Mars Kota Banjarbaru, dilanjutkan doa bersama. Kepala Bapperida Kota Banjarbaru, Kanafi, S.IP., M.M., dalam paparannya menyampaikan bahwa berdasarkan data SSGI, prevalensi stunting di Banjarbaru pada tahun 2024 berada di angka 15,4% terdiri dari Severely Stunting 1.9% dan Stunting 13,5%.
Kanafi menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam percepatan penurunan stunting. Ia juga memaparkan beberapa langkah strategis, di antaranya penguatan kelembagaan TPPS di semua tingkatan, peningkatan alokasi program dan anggaran intervensi, pemenuhan sarana dan prasarana Posyandu, peningkatan keterampilan kader, serta monitoring data dan pelaporan capaian indikator.
Acara dibuka secara resmi oleh Pj. Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Banjarbaru saat ini menempati posisi kedua terendah angka stunting di Kalimantan Selatan. Meski menjadi capaian positif, ia mengingatkan agar seluruh pihak tidak lengah.
“Rembuk Stunting adalah langkah penting agar percepatan penurunan stunting dapat berjalan bersama antara pemerintah, sektor terkait, dan masyarakat. Melalui program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), kita wujudkan generasi Banjarbaru yang sehat, cerdas, kuat, dan bebas dari stunting,” ungkapnya.
Sebagai bentuk komitmen, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara bersama serta penyerahan bantuan program Genting kepada warga penerima manfaat.
Rembuk Stunting juga menghadirkan sejumlah narasumber. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Farah Adibah, S.IP., M.Si., memaparkan capaian program Genting di Kalsel yang hingga triwulan II 2025 telah mencapai 12,72%. Sementara Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan menyoroti Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, serta strategi 8 Aksi Konvergensi yang menjadi pedoman daerah.
Diskusi interaktif juga berlangsung dengan berbagai pertanyaan peserta. Isu yang mengemuka antara lain pola asuh, jarak kelahiran, asupan gizi, hingga kualitas air minum masyarakat. Pemerintah Kota Banjarbaru menegaskan bahwa stunting bukan hanya soal ekonomi, melainkan masalah multidimensi yang perlu penanganan komprehensif dan kolaboratif.
Melalui rembuk ini, Pemerintah Kota Banjarbaru menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memastikan program berjalan efektif. Harapannya, prevalensi stunting di Banjarbaru dapat terus ditekan sehingga tercipta generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. (***/dani)